Jurnal Refleksi Minggu ke-17

CGP_DONI SABRONI_Angkatan 3_Lampung Utara

  1. WHAT? (Deskripsi dari peristiwa yang terjadi)

Eksplorasi konsep mandiri

CGP membedakan dilema etika/ethical dilemma dengan bujukan moral/moral temptation dan mengidentifikasi jenis dilema berdasarkan 4 paradigma, baik dilema yang dihadapi orang lain maupun diri sendiri. Dalam Pembelajaran Eksplorasi konsep, CGP mengingat kembali peristiwa di mana CGP mengambil sebuah keputusan sulit. Keputusan sulit yang bisa termasuk keputusan dilema etika atau bujukan moral. Untuk mendalami lebih lanjut apa perbedaan keduanya, CGP mempelajari jenis-jenis dilema dan paradigma dalam pengambilan keputusan dengan terlebih dahulu menyimak pertanyaan pemantik dan menentukan nilai yang merupakan dilema etika dan bujukan moral. Aktivitas lainnya CGP sebagai pemimpin pembelajaran memahami dan memilih 1 dari 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yang memuat unsur dilema etika. Ada 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu : Berpikir Berbasis Hasil Akhir, Berpikir Berbasis Peraturan, dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli. Selanjutnya pada kegiatan ini CGP melakukan wawancara kepada rekan sejawat mengenai studi kasus yang disajikan.

Dalam kasus yang dijadikan bahan diskusi langkah yang diambil CGP Berbeda dengan jalan keluar rekan guru. Saya akan melakukan tindakan yang berbeda dengan teman saya lakukan. Akan coba untuk melakukan pendekatan terhadap anak dengan dengan memintanya untuk meminta maaf terhadap Bu Tati. Apa yang dilakukan Bu Tati bukan karena ketidaksukaan terhadap anak tersebut. Akan tetapi, cara mendidik anak yang berbeda-beda. Bisa jadi Bu Tati melakukan hal tersebut merupakan tindakan efektif untuk mendidik. Walaupun menurut saya tindakan tersebut bisa membahayakan terhadap anak tersebut. Selain itu, akan menyebabkan kejiwaan anak tersebut terganggu. 

Rasa Pobia melakukan tindakan, Rasa malu dan menurunkan kepercayaan diri pada anak. bahkan terkadang memunculkan kebencian terhadap guru tersebut. Alangkah lebih baiknya bahwa menyadarkan anak dengan membuat kesepakatan-kesepakatan kelas di awal masuk pembelajaran. Memberi penyadaran tidaklah harus dengan penghukuman. Setelah meminta anak tersebut untuk meminta maaf, selanjut di luar jam pembelajaran bisa mengadakan diskusi terbuka dengan bu Tati terkait bagaiman tindakan efektif untuk menyadarkan anak yang melakukan pelanggaran. 

Atau bisa juga menjadikan satu topik dalam ruang diskusi bersama seluruh warga sekolah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman bagi anak didik. Teman sejawat melakukan tindakan tersebut dengan memegang prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Walaupun tindakan yang dilakukan yang saya lakukan berbeda dengan tindakan yang teman saya lakukan tetapi memiliki prinsip dilema etika yang sama yaitu Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Nilai yang muncul dari diri saya dan teman saya karena rasa peduli terhadap anak didik. Di eksplorasi konsep selanjutnya CGP menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam permasalahan yang hadapi dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif.

  1. SO WHAT? (Analisis dari peristiwa yang terjadi)

Setelah menyelesaikan seluruh ketiga aktivitas di atas ada banyak pencerahan yang didapat oleh saya. Bahwa dalam pengambilan keputusan haruslah benar-benar teliti, cermat dan hati-hati. Pikiran focus tidak mengambil keputusan secara terburu-buru bahkan sudah dibuat keputusan pun harus tetap merefleksi kembali apakah keputusan yang kita ambil sudah benar-benar mewakili aspirasi seluruh pihak yang terlibat atau tidak. Cara yang kita ambil dalam mengambil keputusan adalah dengan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.

  1. NOW WHAT? (Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)

Setelah melakukan aktivitas pembelajaran di minggu ke-17 ini saya akan coba mengaplikasikan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan terhadap setiap kasus yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari khususnya di sekolah. langkah-langkah ini merupakan salah satu upaya yang diambil untuk menciptakan kondisi yang lebih kondusif dan ideal sebagai imbas dari pengambilan keputusan yang tepat. Bahkan kemungkinan/resiko yang muncul akibat dari ketidaktepatan keputusan pun dapat diminimalisir. Dalam pengambilan keputusan yang benar-benar tepat dapat diperoleh dari melibat-aktifkan seluruh warga sekolah khusus komunitas praktisi. Keputusan yang diambil dari melibatkan seluruh elemen di sekolah akan mampu mengakomodir seluruh kepentingan, harapan dan keinginan semua pihak. Selanjutnya saya akan coba mensosialisasikan pengetahuan dan pengalaman saya terkait materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran di instansi tempat saya bekerja sehingga semua pihak terlibat dapat bergerak bersinergis mengambil keputusan yang tepat yang memberikan kemanfaatan bagi semua pihak.

Salam Guru Penggerak

Leave a Reply

Your email address will not be published.Required fields are marked *