Guru Terbaik indonesia

Pahlawan Tanpa Tanda dan Jasa yang terus membangun negeri ibu pertiwi hingga semua bisa meraih mimpi yang tinggi

Guru Bergerak dari Doni Sabroni kolaborasi guru, komunitas, dan penggerak pendidikan untuk bergotong royong berbagi ide dan praktik baik.

Refleksi Pemikiran Ki. Hadjar Dewantara

 

Trilogi Pendidikan

Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan memberi contoh), Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun semangat), Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan)

Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari tentang Pemikiran Ki Hajar Dewantara?

Murid adalah anak didik kita yang harus kita didik dengan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi-kompetensi dan rencana pembelajaran.

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari tentang Pemikiran Ki Hajar Dewantara? 

Murid adalah anak didik kita yang memiliki kodrat alam yang selalu ingin merdeka sejak dari kandungan, karena setiap anak memiliki kodratnya masing-masing yang sudah digariskan walaupun masih samar, maka tugas kita sebagai pendidik adalah membimbing, menuntun, dan menjadi instruktur agar murid kita merdeka sehingga mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Selain itu, pendidik harus memberikan pendidikan akhlak atau budi pekerti.

Siapa sajakah yang berperan dalam pendidikan budi pekerti? :

  1. Peran orangtua ketika dirumah,
  2. peran guru ketika berada di sekolah dan
  3. peran masyarakat ketika di lingkungan sekitarnya sangat penting untuk mendidik dan dijadikan teladan atau panutan dalam melakukan sikap-sikap terpuji

sehingga diharapkan dari keteladanan anak-anak sikap beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, kreatif dan kebhinekaan global yang sesuai dengan profil pelajar pancasila. 

Pendidikan yang kita berikan harus sesuai dengan tuntunan alam dan zamannya, sebagai pendidik harus adaptif agar mampu menjawab dan memberikan yang terbaik sebagai potret merdeka belajar, serta membentuk pelajar pancasila yang  memiliki keterampilan abad 21 yang meliputi creativity thinking, critical thinking, comunication dan collaboration.

Siswa harus kreatif, mampu berpikir kritis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan mampu berkolaborasi dengan baik.

Seorang pendidik diibaratkan sebagai petani dan anak didik kita diibaratkan sebagai bibitnya. Petani harus merawat, memberi air, menyiangi gulma dan memberi pupuk agar kelak berbuah lebih baik dan banyak lagi. Namun, petani tidak mungkin dapat mengubah bibit mangga menjadi anggur, karena itu merupakan kodrat alam dan dasar yang harus diperhatikan dalam pendidikan dan itu di luar kecakapan atau kehendak kita sebagai pendidik.

Pendidikan yang diberikan harus berpihak kepada anak, kita tidak bisa memaksakan kehendak yang kita inginkan. Anak adalah sang pemeran utama yang merupakan subjek bukan objek pendidikan. Guru dan murid harus berkolaborasi bersama untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimilikinya dan dapat mengakomodasi karakteristik masing-masing agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara? Yang segera akan saya terapkan dalam pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah: 

mendesain dan melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan berpusat pada peserta didik (student centered).

Dalam hal ini saya menggunakan model pembelajaran cooperative learning dan metode permainan, sehingga siswa akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Selain itu, pembinaan dan pembiasaan pendidikan budi pekerti, baik di sekolah maupun di rumah harus lebih ditingkatkan dan dikontrol oleh semua pihak. Dalam hal ini peran guru, orang tua dan masyarakat sangat penting dalam mengontrol dan menjadi panutan atau teladan bagi siswa agar menjadi pelajar yang memiliki kompetensi global dan berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Rancangan Tindakan Untuk Aksi Nyata

Rancangan ini dilatarbelakangi oleh kondisi bahwa pembelajaran yang terjadi saat ini lebih didominasi oleh guru (teacher centered), sehingga siswa hanya mendengarkan, menjawab soal dan mengikuti apa yang diarahkan oleh guru. Selain itu, orangtua selalu mengandalkan pendidikan di sekolah baik pendidikan budi pekerti maupun pengetahuan kognitifnya, sehingga orang tua tidak merasa mempunyai kewajiban untuk mendidik anaknya di rumah. Untuk itu, disusunlah rancangan tindakan ini yang berguna sebagai pedoman dalam mewujudkan aksi nyata pembelajaran yang sesuai dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara.

Tolak ukur dalam aksi nyata ini adalah terciptanya suasana belajar yang menyenangkan bagi anak, potensi anak berkembang sesuai dengan kodratnya serta terwujudnya siswa-siswa yang memiliki budi pekerti. Oleh karena itu dibutuhkan dukungan dari seluruh stakeholder yang ada di lingkungan sekolah, orang tua siswa dan semua lapisan masyarakat.

Kepala sekolah berperan untuk memonitoring serta  mengevalusi kegiatan pembelajar yang sesuai dengan profil Pancasila. Guru berperan untuk memberikan bimbingan dan teladan kepada siswa, Mengembangkan dan melakukan fasilitasi terhadap siswa. Orang tua berperan untuk memberikan bimbingan dan teladan saat di rumah, dan masyarakat berperan sebagai pendukung dalam mengawasi perilaku siswa di luar lingkungan sekolah.

Tindakan yang akan dilakukan :

  1. Mendesaian dan melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dengan menggunakan pembelajaran Cooperative Learning dan menggunakan metode permainan.
  2. Memberikan pendidikan budi pekerti dengan melaksanakan pembiasaan dalam kegiatan keagamaan di sekolah maupun di rumah, dan menumbuhkan sikap sopan santun, disiplin, gotong royong dan kreatif pada siswa.
  3. Melakukan koordinasi dengan pihak kepala sekolah, guru dan orangtua siswa untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa serta yang sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara

Tindakan aksi nyata ini diharapkan dapat mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan Indonesia yang merdeka untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Nilai dan Peran Guru Penggerak

  1. Apa yang anda pahami mengenai nilai dan peran guru penggerak ?

sebagai guru penggerak harus memiliki nilai yaitu Mandiri,Refelktif, Kolaboratif, Inovatif, dan berpihak pada muird, sedangkan peran guru penggerak Mnejadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktis, menjadi coach bagi guru lain, mendoorng kolaborasi antar guru, mewujudkan kepemimpinan murid.

  1. Apakah ada keterkaitan anata nilai dan peran Guru Penggerak denga filosofi Ki. Hadjar Dewantara ? Jelaskan !

Ya, Karena sejatinya pendidikan merupakan proses perubahan yang sangan panjang, berorientasi pada murid sebgai tempat tumbuh nilai kemanusiaan, tempat persemaian benih-benih kebudayaan, tempat tumbuh perubahan dan kebudayaan yang positif. Jika guru atau pendidik menjalankan berdasarkan filosofi dan pemikiran Ki. Hadjar Dweantara dalam pendidikan disertai nilai-nilai dan peran guru penggerak maka perubahan besar yang positif dalam dunia pendidikan.

  1. Ingat kembali refleksi Terbimbing serta ilustrasi yang sudah anda buat pada Demonstrasi kontekstual (sebagai gambaran anda). Apa Strategi yang bisa anda lakukan untuk mencapai nilai tersebut?

Strategi apa

  1. Secara mandiri memotivasi diri untuk terus bergerak, tergerak, dan berkembang
  2. Mampu kolaboratif dalam meningkatkan kompetensi sebagai pendidik
  3. Berinovasi dan berkarya untuk terus berbuat serta bermanfaat, sehingga menghasilkan hal positif buat diri sendiri juga orang lain.
  1. Siapa saja pihak yang dapat membantu anda dalam mencapai gambaran diri Anda di demontrasi kontekstual tersebut? Seperti apa perannya?

Semua pihak, diantaranya :

  1. Kepala Dinas, Kabid, Kasi  Bidang PTK memiliki peran sesuai bidang dan  sebagai pemangku kebijakan dalam  hal melakukan kegiatan pembinaan.
  2. Kepala Sekolah memilki peran sebagai pimpinan dalam memberikan dukungan, serta kebijakan untuk melakukan kegiatan pengembangan diri.
  3. Guru, teman sejawat memilki peran aktif dalam  hal berbagi pengetahuan ber kolaborasi serta dalam hal membuat kegiatan tertentu disekolah.
  4. Pengurus dan anggota forum MGMP memilki peran aktif dalam  hal berbagi pengetahuan, melkukan pengembangan diri , ber kolaborasi serta dalam hal membuat kegiatan tertentu pada forum MGMP dalam menggerakkan komunitas praktis.

NILAI DIRI DAN PERAN GURU PENGGERAK

Nilai diri yang diharapkan ada pada Guru Penggerak adalah Mandiri, Reflektif, Inovatif, Kolaboratif, dan Berpihak Pada Murid.

Sedangkan peran dari seorang guru penggerak adalah sebagai pemimpin perubahan baik di kelas, sekolah, atau komunitas lainnya yang berhubungan. Mampu menggerakan orang lain.

Berikut kompetensi yang hendaknya dimiliki oleh seorang guru penggerak:

Kategori Penguasaan Pengetahuan Profesional

Kompetensi:

  1. Menganalisis struktur & alur pengetahuan untuk pembelajaran
  2.    Menjabarkan tahap penguasaan kompetensi murid 
  3. Menetapkan tujuan belajar sesuai kurikulum, perkembangan murid dan profil pelajar Indonesia

Kategori Praktik Pembelajaran Profesional

Kompetensi:

  1. Mengembangkan lingkungan kelas yang memfasilitasi murid belajar secara aman dan nyaman
  2. Mendesain, memandu dan merefleksikan proses belajar mengajar yang efektif  3
  3. Melakukan asesmen, menyediakan umpan balik dan laporan belajar 4. Melibatkan orangtua murid dan komunitas dalam proses belajar 

Kategori Pengembangan Profesi Berkelanjutan 

Kompetensi:

  1. Menunjukkan kebiasaan refleksi untuk pengembangan diri secara mandiri (self regulated learning )
  2. Menunjukkan kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik
  3. Menunjukkan praktik dan kebiasaan bekerja yang berorientasi pada anak (working with children )
  4. Melakukan gotong royong pengembangan bersama dan bagi orang lain untuk menumbuhkan nilai-nilai Pancasila (developing others )
  5. Mengembangkan karier melalui partisipasi aktif dalam organisasi profesi guru (professional development

Visi CGP : Mampu mendesain Pembelajaran yang menyenangkan, berpihak pada murid, inovatif, kreatif dan adaptif.

Filosofi KHD

Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak- anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

 

  • Peran Guru : menuntun dan menumbuh kembangkan anak sesuai kodratnya agar dapat mewujudkan profil pelajar pancasila

Inkuiri apresiatif adalah sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan.

 

Mengelola suatu perubahan positif di sekolah tentu kita membutuhkan sebuah manajemen perubahan, dimana menajemen ini dilakukan dengan tahapan BAGJA yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif(IA).

  1. Buat Pertanyaan utama
  2. Ambil Pelajaran
  3. Gali Mimpi
  4. Jabarkan rencana
  5. Atur Eksekusi.